Nerini’s Myth : Special Force 1

Aku Rav, 17 tahun dan aku cewek walau nggak meyakinkan.

Kurasa hidupku biasa-biasa aja. Aku punya orang tua. Aku punya saudara. Aku punya sahabat.

Dulu, itu yang aku kira.

Ha, ternyata nggak.

Ibuku mau nikah lagi, dan orang yang kukira sahabat ‘nembak’ aku dan habis itu aku ditinggal gitu aja. Dan aku jadi trauma sama kata ‘jadian’ walau aku suka seseorang dalam artian benar-benar suka sampai mungkin aku nggak bisa hidup tanpa orang itu.

Walau begitu, kukira itu adalah hal normal.

Paling nggak, lebih normal dari yang aku alami sekarang.

*****

Rav dan Mai memasuki lapangan utama Nerini dengan mulut ternganga. Bagaimana tidak? Mendadak ada jalan yang tidak pernah mereka lihat. Di kejauhan ada bangunan yang tidak pernah ada sebelumnya.

Syok, Rav tanpa sadar melangkah mundur. “Oooke. Apaan tuh?” tanyanya terdengar stres, tapi membuat Mai yang tadinya ketakutan jadi tertawa. “Kok kau bisa ketawa sih?” tanyanya agak iri.

“Kalau Rav ada di posisi Mai, Rav pasti ngerti.” ujar Mai sembari masih tertawa kecil. Rav mengernyitkan alis kebingungan, namun segera kembali ke topik utama masalah yang mereka alami sekarang.

“Jadi sekarang kita suruh ngapain sekarang?” tanyanya entah pada siapa. Mai menggelengkan kepalanya, bingung juga. Rav berdecak kesal. Haruskah mereka menunggu?

Dari jauh terdengar suara seseorang meneriakkan nama mereka, membuat keduanya memcari-cari.

Terlihat Fue berlari dari jalan setapak di depan mereka. Pemuda itu terlihat entah kenapa, tampan di mata Rav. Senyum kucingnya terpampang lebar saat dia menghampiri mereka berdua. “Hei, nunggu lama?” sapanya.

Keduanya menggeleng.”Kak Fue ngapain di sini?” tanya Rav bingung.

“Aku yang jadi pemandu kalian malam ini. Ayo. Kalian harus bertemu Prof. Saito dulu.”

“Siapa..?” tanya Mai.

“Salah satu Tutor sekaligus Wakil Kepala Sekolah di sini.”

1 thoughts on “Nerini’s Myth : Special Force 1

Tinggalkan komentar